Rabu, 23 November 2011

MANUSIA DAN PENDERITAAN

1.      PENDERITAAN
            Manusia diciptakan oleh Allah dan terlahir ke dunia dengan di berikan berbagai macam kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, salah satunya ialah perasaan atau emosi jiwa. Dimana perasaan manusia dapat merasakan keadaan-keadaan atau kondisi-kondisi yang baik atau menyenangkan maupun yang buruk atau tidak menyenangkan.
            Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
            Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia online, penderitaan artinya suatu keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung. Dan kata derita yang merupakan kata dasar dari kata penderitaan artinya sesuatu yang menyusahkan yang ditanggung dalam hati (seperti kesengsaraan, penyakit).
            Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.
            Penderitaan akan di alami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagian kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan darinya.
            Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu karena kesalahannya sendiri.
            Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.

2.      SIKSAAN
            Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca  di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf  besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.
            Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadism, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
            Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sabagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang di anggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksaan pindah agama atau cuci otak politik.

SIKSAAN YANG BERSIFAT PSIKIS YAKNI :
a)      Kebimbangan: hal ini akan di alami oleh seseorang apabila ia tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Lamanya kebimbangan ini dapat teratasi tergantung dari kekuatan berpikir seseorang.
b)      Kesepian: hal ini dapat dialami seseorang yakni rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia berada di lingkungan orang ramai.
c)      Ketakutan: merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Apabila ketakutan yang dialami oleh seseorang tersebut tidak pada tempatnya, maka hal ini di sebut phobia.

3.      KEKALUTAN MENTAL
            Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental (mental disorder). Menurut Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi Seks, dirumuskan bahwa yang disebut kekalutan mental adalah sebagai berikut:
a.       Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental yang disebabkan oleh gangguan kegagalan bereaksinya mekanime adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau system kejiwaan/mental.
b.      Merupakan totalitas kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli social, dikombinasikan dengan factor-faktor kausatif sekunder lainnya (patologi= ilmu penyakit)
            Secara sederhana, kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi, sehingga 7yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Misalnya, seseorang yang tidak mampu menjawab sebuah pertanyaan ujian, menggigit-gigit pensil.

Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
1)      Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2)      Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
a.       Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik lasmani maupun rohaninya.
b.      Usaha mempertahankan diri dengan cara negative, yaitu mundur atau berlari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Hal ini akan berbeda apabila terjadi pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan, yang apabila menghadapi persoalan justru akan segera memecahkan persoalan sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan (problem solving).
c.       Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown), dan yang bersangkutan mengalami disorder ( tidak semestinya atau gangguan).


Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut:
a.       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
b.      Terjadinya konflik social budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
c.       Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan social.

4.      PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
            Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:
a) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
            Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik.  Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.

b) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan.
            Penderitaan manusia dapat terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun negative. Sikap nagatif, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif  biasanya  kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti.

Sumber:
Digital book gunadarma ILMU BUDAYA DASAR
http://whaysworld.wordpress.com/2011/06/10/manusia-dan-penderitaan/

a)       

Sabtu, 19 November 2011

MANUSIA DAN KEINDAHAN

1.     KEINDAHAN

a.     Pengertian keindahan.
           
            Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus,permai,cantik,elok,molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna,dan sebagainya. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
            Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa Perancis “beau”, sedang Italia dan Spanyol “bello” berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir di perpendek sehingga di tulis “bellum”

  • Pengertian keindahan  dalam arti Luas
            Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenal buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi:
1.      Keindahan seni
2.      Keindahan alam
3.      Keindahan moral
4.      Keindahan intelektual

  • Pengertian keindahan dalam estetis murni
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diterapkannya.

  • Pengertian keindahan arti terbatas
Keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.



b.     Nilai Estetik
           
            Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercangkup dalam pengertian keindahan di sebut nilai estetik. Dalam bidang filsafat, istilah nilai estetik seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
            Dalam dictionary of sociology and related sciences, nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada benda itu sendiri. Nilai itu oleh orang di percaya terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
            Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif,  tetapi penggolongan yang paling penting adalah nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik.
  • Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.
  • Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

c.      Kontemplasi dan Ekstansi

  • Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah.
  • Ekstansi adalah dasar manusia dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan  menikmati sesuatu yang indah.
            Apabila kedua dasar ini di hubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Bentuk di luar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni tari, dll

2.     RENUNGAN

Renungan berasal dari kata renung, artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori- teori itu adalah :
  • Teori Pengungkapan
            Pengungkapan berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis, dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
            Seorang tokoh dari teori pengungkapan adalah Leo TOlstoi, dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
  • Teori Metafisik
            Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari dari Plato dan karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan, dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karya seni yang di buat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dan realita duniawi.
  • Teori Psikologis
            Sebagian ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis.   Misalnya berdasarkan psikoanalisa di kemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.

3.     KESERASIAN

            Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsure perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
            Pertentanganpun menghasilkan keserasian. Misalnya dalam dunia music, pada hakekatnya irama yang mengalun itu merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut.
            Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas/pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering di sebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symestry), keseimbangan (balance), dan keterbalikan (contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan keterbalikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapanpun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.

Sumber :
  • Buku paket elektronik (e-book) ILMU BUDAYA DASAR